Gadis sebenarnya tidak menyukai hari ini. Udara terasa
sangat panas dan tidak menyenangkan. Tapi sepertinya apa yang dirasakan oleh
Gadis tidak dirasakan oleh orang lain. Banyak sekali orang berkumpul di taman
untuk bermain dan bersenang-senang. Wajah mereka menyiratkan senyum, tawa dan
kegembiraan. Hal yang tidak bisa Gadis rasakan saat ini, tapi ia ingin
merasakan apa yang orang lain rasakan. Gadis menatap ke arah langit lalu
memicingkan matanya saat melihat sinar matahari yang sangat terik.
Entah mengapa, sejak pertama kali melihat Matahari, Gadis
tidak begitu menyukainya. Bagi Gadis, Matahari itu tidak bisa dipercaya. Sampai
dengan saat ini ia tidak mengerti mengapa semua orang, ya... semua orang di
sekitar Gadis sangat menyukai Matahari. Matahari memang hangat, tapi kenapa ia
harus hangat kepada semua orang? Tidak bisakah ia memberikan kehangatan itu
hanya kepada orang-orang tertentu? Orang-orang yang mau menerima kehangatannya.
Dan orang itu bukan Gadis.
Di tengah-tengah gerutu dan kemarahan Gadis, tiba-tiba
muncul dua orang pria di tengah kerumunan yang menangkap perhatian Gadis. Dua
orang pria yang sedang bercanda dan tertawa di tengah kerumunan orang-orang
yang sedang menikmati sinar matahari. Pemandangan tersebut tentu saja semakin
membuat Gadis heran. Mengapa bisa ada orang yang terlihat sangat bahagia saat
Matahari bersinar sangat teriknya?
Gadis terus menatap dari kejauhan perilaku kedua pria
tersebut. Tidak ada yang spesial dengan kedua pria itu. Hanya saja Gadis memang
sedang membutuhkan pengalih perhatian dan kedua pria itu sangat merupakan
pengalih yang tepat. Namun mata Gadis hanya tertuju pada satu arah. Pada pria
di sebelah kanan.
Pria itu berpenampilan biasa saja bahkan cenderung tidak
menarik. Dari tatapan matanya terlihat bahwa ia adalah orang yang dingin dan
tidak bersahabat. Namun semakin Gadis berusaha melepaskan pandangan dari pria
itu, semakin sulit Gadis berpaling.
Gadis terus memperhatikan pria di sebelah kanan, karena
entah karena sihir apa, Gadis benar-benar tidak bisa melepaskan tatapannya dari
pria itu. Sesaat mereka sempat bertukar pandangan dan sesuatu yang aneh
terjadi. Perasaan dingin namun bersahabat merayap masuk ke dalam dada Gadis.
Matahari masih berada diantara mereka, namun bagi Gadis hanya ada perasaan
sejuk dan menenangkan. Dalam hatipun Gadis tahu, Matahari memang masih bersinar
terang, namun hal itu tidak untuk waktu yang lama.
Tiba-tiba pria disebelah kiri berhenti dan membisikkan
sesuatu pada pria di sebelah kanan yang membuat tatapan matanya beralih dari
Gadis. Pria di sebelah kanan mengangguk dan memejamkan mata sebentar. Tiba-tiba
saja sinar matahari meredup dan langit berubah kelam. Semua orang menatap ke
perubahan langit dan berhenti bermain, tak terkecuali Gadis. Gadis menatap
langit yang berubah menjadi kelabu.
Saat titik-titik hujan mulai membasahi bumi, semua orang
segera berlari mencari perlindungan. Semua orang, kecuali Gadis. Gadis
menengadahkan kepalanya ke langit. Awan kelabu telah menyelimuti langit. Gadis
tersenyum dan merasakan tiap tetesan air hujan membasahi wajahnya. Perasaan kesal dan marah Gadis seketika luntur
seiring dengan mulai turunnya rintik-rintik hujan.
Pria di sebelah kanan:
Sebaiknya kamu mencari tempat berteduh.
Gadis:
(menggeleng) aku lebih suka di sini. Aku suka hujan.
Pria di sebelah kanan:
tapi kamu bisa sakit kalo di sini.
Gadis: setelah
sekian lama aku merindukan hujan, aku nggak mau melewatkan momen seperti ini.
Aku ingin terus bersama dengan hujan.
Pria di sebelah kanan:
kamu kenal dengan sang hujan?
Gadis: nggak.
Tapi dia selalu menemaniku di saat-saat sedihku. Dan karena hujaaannnn....
Pria di sebelah kanan:
karena hujan??
(seketika
itu,hujan turun sangat lebatnya, membuat Gadis dan Pria itu basah kuyup dengan
cepatnya).
Gadis: hujan
membantuku menyembunyikan air mataku. Jadi nggak ada orang yang akan tahu kalau
aku sedang menangis di bawah guyuran hujan.
Pria disebelah kanan:
(menatap Gadis dengan heran) boleh aku tahu namamu?
Gadis: (tersenyum sambil menyeka wajahnya yang
basah oleh air hujan) Namaku Gadis Hujan.
No comments:
Post a Comment